Rabu, 10 Februari 2016

Liburan = Belajar Mencari Hikmah


UAS selesai, Ini merupakan waktu yang ditunggu oleh semua Mahasiswa di kampusku. Dimana mereka semua akhirnya bisa berlibur, pulang ke kampung halaman masing-masing bertemu dengan keluarga mereka.

Oh iya, perkenalkan aku M. Kholili, panggil saja Kholil. Aku mahasiswa baru disebuah kampus rakyat, yaps Institut Pertanian Bogor. Nah, ceritanya Tiga hari setelah UAS selesai, tepatnya Kamis, 14 Januari 2016 aku mulai berkemas dan bersiap-siap untuk pulang. Aku pulang bersamaan dengan sahabatku dengan menaiki kereta. Yaa memang rumahku masih di Bogor, tapi kami memilih menaiki kereta untuk menghindari kemacetan yang sangat menguras tenaga itu. Tidak lebih dari 1 jam perjalanan akhirnya aku sampai stasiun di daerahku dan ku lanjutkan naik Ojek untuk sampai ke rumah.
Sampai di Rumah, keadaan sepi, karena memang hari itu kedua orang tuaku masih bekerja.  Aku disambut dengan suasana rumah yang sangat berantakan. Kedua Orang tuaku memang pekerja keras, terutama ibu, dia bekerja sedari pagi pukul  05.30 dengan membawa barang dagangan yang begitu banyak,  dagangan tersebut beliau jajakan dipabrik tempatnya bekerja kepada para karyawan sebelum beliau masuk untuk selanjutnya bekerja juga sebagai karyawan dipabrik tersebut. sehingga beliau hanya sempat membersihkan rumah akhir pekan saja, begitupun kalau beliau sempat. Dan memang ketika aku di rumah, semua ini menjadi tugas harianku, yang terkadang akupun malas mengerjakannya. J hehe

Ibuku pulang, memang sangat bahagia. Apalagi beliau membawakanku makanan kesukaanku. Yaa orang tua memang selalu mengerti. Malam itu sungguh sangat menyenangkan dimana aku ceritakan semua kisahku selama di kampus. Apa saja kegiatanku, bagaimana belajarku dan bagaimana ujianku. Malam itu aku habiskan waktu dengan ibuku. Oh iya, bapakku belum pulang. Beliau bekerja di jakarta dan pulang satu minggu sekali setiap malam sabtu. Hari berganti, hari  aku sudah berencana untuk hadir acara peringatan maulid di SMA-ku, tapi tiba-tiba ibuku mengeluh sakit, tapi pagi itu beliau masih bisa menahan rasa sakitnya dan menyempatkan pergi ke majlis ta’lim. Kebetuluan beliau saat itu sedang libur. Pukul 11, ketika aku sedang asyik di SMA-ku, Hp-ku berbunyi, ternyata pesan singkat dari ibuku, beliau menyuruhku pulang, karena kondisinya semakin parah. Aku pun bergegas pulang.

            Hari-hari selanjutnya liburanku hanya berdiam diri di rumah menemani ibuku yang terbaring lemas. Banyak rencana-rencana yang aku batalkan. Yaa kecewa memang, hari libur yang seharusnya memang ku gunakan untuk berlibur, tetapi hanya berdiam diri saja di rumah. Tapi bagaimanapun, ini semua rencana Allah, mungkin selama ini aku kurang berbakti kepada orang tua dan saat itulah mungkin Allah menegurku dengan sakitnya Ibuku, agar aku selalu berada disampingnya, berbakti kepadanya. Memang benar, satu minggu sakitnya ibuku sedikit banyaknya mendorongku untuk menjaga amalan yaumiyah, Ketika ibuku sakit, aku juga sempat menggantikan pekerjaannya, yap berdagang di pagi hari. Alhamdulillah, walaupun hanya sebatas berdagang, aku sangat senang ketika melihat senyum bangga dari orang tuaku. saat itu aku sangat bersyukur karena selain aku bisa menjaga amalan yaumiyahku, aku juga bisa bermanfaat bagi orang tuaku.

            Delapan hari berlalu, akhirnya Ibuku sembuh dari sakitnya. Aku sangat bersyukur karena aku pikir, aku bisa mulai menikmati liburku yang sebenarnya. Hari sabtu, hari itu jadwalnya IGTS (IPB Goes To School). IGTS Merupakan kegiatan rutinan setiap smester 1 di kampusku, dimana semua civitas akademika IPB melakukan sosialisasi ke SMA di daerahnya masing-masing. Aku bersyukur bisa hadir, karena sebelumnya aku tidak bisa hadir karena menjaga ibuku yang sedang sakit. Akupun pamit berangkat. Selama rangkaian IGTS, aku merasa sehat saja, tapi tanpa diduga setelah aku sampai di rumah, badanku meriang dan akhirnya aku drop dan sekarang giliran aku yang sakit. Sangat luar biasa, disaat ku pikir bisa menikmati sisa-sisa liburan, ternyata Allah malah berkata lain. Satu minggu aku berada dalam teguran allah (lagi), merasakan apa yang seminggu yang lalu ibuku rasakan. Saat itu aku hanya meratapi setiap rasa sakit yang ku rasakan. Terkadang aku sedih, karena ketika itu, Allah menarik semua nikmat yang kita rasakan, nikmat makan sampai nikmat ibadah pun Allah ambil. Rutinitas ibadahku terhenti total, sampai-sampai shalat fardhu pun aku sempat tinggalkan karena memang aku tidak kuat untuk melaksanakannya (tentunya aku ganti di hari yang lain). Akhirnya satu minggu berlalu dan akupun sehat kembali.

            Dari semua yang aku alami, aku tahu Allah selalu punya rencana terbaik untuk hambanya. Sakitnya Ibuku, aku bersyukur Allah menjagaku dari hal-hal yang tidak bermanfaat yang mungkin saja aku lakukan ketika beliau sehat. Mungkin juga Allah menjagaku dari hal-hal yang mungkin bisa mencelakakanku jika saja Ibuku sembuh dan aku kesana kemari memenuhi semua rencana liburku. Aku bersyukur aku bisa sepenuhnya berbakti kepada orang tuaku. Sungguh indah rencana Allah, Allah selalu punya cara yang spesial agar hambanya selalu dekat dengan-Nya. Ketika aku sakit, aku sadar kalau itu merupakan teguran untukku. Karena memang selama ini aku merasa jauh dari-Nya. Saat itu aku melihat betapa banyaknya maksiat yang  aku lakukan ketika aku sehat.


            Liburan kali ini mengajarkanku bagaimana mencari sebuah hikmah dari setiap hal yang terjadi. Alhamdulillah Allah masih bisa membuka hati dan fikiranku agar aku selalu berhusnudzan kepada-Nya. Semoga setelah liburan ini, aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Selalu berkaca, memperbaiki diri. Melaksanakan setiap perintahnya, melaksanakan setiap sunnah rasul-Nya dan senantiasa selalu terhindar dari hal yang sia-sia dan maksiat kepada-Nya. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar